Rabu, 17 Juli 2013

Puisi Modern


Puisi Modern
Oleh : Siti Afifatur Rohmah
Sastra Indonesia, Universitas Negeri Malang

1.      Pendahuluan
1.1         Latar Belakang
Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas. Bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi ini tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasa dikenakan pada puisi lama maupun puisi baru. Kebebasan ini terjadi pada bentuk yang sudah tidak terikat lagi oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Puisi modern sering menjadi bahan perbincangan di kalangan kaum terpelajar saat ini. Puisi modern mengalami perkembangan yang cukup berarti, ide-ide yang dituangkan dalam puisi modern sangat beragam serta tema-tema yang digunakan lebih kompleks. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, puisi modern menjadi suatu pengetahuan yang harus dimiliki oleh masyarakat indonesia sebagai modal untuk melestarikan suatu pengetahuan yang sudah diwariskan oleh nenek moyang kita.
Menurut Jalil (1990) puisi modern muncul sejak kehadiran Jepang di Indonesia. Walaupun kehadiran Jepang di Indonesia memberikan kesengsaraan bagi masyarakat, namun bagi penyair memberikan kandungan keuntungan yang sangat besar, yaitu adanya kebebasan menggunakan bahasa indonesia.  Kebebasan menggunakan bahasa Indonesia oleh penyair, digunakan sebagai alat untuk menghembuskan nafas kebencian pada Jepang. Penyair angkatan ini dikategorikan sebagai penyair angkatan 1945, dan karya-karya puisinya termasuk dalam kelompok puisi modern.
Puisi pada umumnya merupakan luapan ekspresi perasaan seorang sastrawan yang dituangkan ke dalam kata-kata yang indah. Kata-kata tersebut yang nantinya mampu membuat pembaca terhipnotis oleh keindahannya. Namun dengan adanya kebebasan inilah para sastrawan sudah jarang yang mempertimbangkan pesan atau isi dari puisi tersebut, bahkan tidak sedikit dari puisi modern yang temanya tentang sindiran atau yang lainnya yang sangat sedikit sekali mengandung pesan moral yang mendidik.
Pengetahuan saja belum cukup untuk dapat memahami suatu karya sastra. Pengetahuan itu perlu diterapkan dalam kenyataan misalnya dengan mencoba membuat puisi kita bisa aplikasikan dengan menerapkan teori yang telah kita dapatkan secara langsung. Hadirnya suatu puisi modern ini memberikan suatu kekayaan tersendiri yang dimiliki oleh karya sastra pada masa kini. Hal-hal yang akan diuraikan secara terperinci mengenai pengertian puisi modern, ciri-ciri puisi modern dan macam-macam puisi modern.

1.2         Ruang Lingkup Penulisan
Hal-hal yang akan dibahas dalam puisi modern ini adalah tentang pengertian puisi modern, ciri-ciri puisi modern dan macam-macam puisi modern. Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas maksudnya bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi modern tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasa digunakan pada puisi lama maupun puisi baru (Suroto, 1989: 58). Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (dalam Suroto, 1989: 40), puisi modern adalah puisi-puisi yang timbul ketika masyarakat telah mendapat pengaruh kebudayaan dunia, jadi tidak hanya keudayaan yang berasal dari Barat tetapi juga kebudayaan Rusia, Perancis, Cina dan lain-lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puisi modern adalah puisi yang tidak terikat oleh rima, matra dan tidak terikat larik dalam setiap bait atau jumlah suku kata dalam setiap larik.


1.3         Tujuan
            Adapun beberapa tujuan yang akan diuraikan sebagai berikut.
1.      Menjelaskan pengertian puisi modern?
2.      Menjelaskan ciri-ciri puisi modern?
3.      Menjelaskan macam puisi modern?








2.        Pembahasan
2.1    Pengertian Puisi Modern
Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas maksudnya bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi modern tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasa digunakan pada puisi lama maupun puisi baru (Suroto, 1989: 58). Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (dalam Suroto, 1989: 40), puisi modern adalah puisi-puisi yang timbul ketika masyarakat telah mendapat pengaruh kebudayaan dunia, jadi tidak hanya kebudayaan yang berasal dari Barat tetapi juga kebudayaan Rusia, Perancis, Cina dan lain-lain. Puisi modern atau puisi bebas muncul pada angkatan 45, dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi modern atau puisi bebas tidak mengutamakan bentuk atau banyak baris dalam satu bait dan irama atau persajakan tetapi lebih mengutamakan isi puisi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puisi modern adalah puisi yang tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, lebih mengutamakan isi serta puisi modern ini mendapat pengaruh kebudayaan dunia.
2.2    Ciri-ciri Puisi Modern
Adapun ciri-ciri puisi modern yang dikemukakan oleh Masduki (2011) adalah sebagai berikut.
(a)    Bentuknya bebas tetapi mengutamakan ekspresi jiwa.
(b)    Penulisannya cenderung eksperimen.
(c)      Tata tulis atau tipografinya mendukung keindahan.
(d)     Setiap kata atau bunyi diusahakan mendukung makna, membangkitkan imajinasi dan bernilai estetis (mengandung keindahan atau seni).

2.3    Macam-Macam Puisi Modern
Adapun macam-macam puisi modern yang dikemukakan oleh Suroto (1989: 65), adalah sebagai berikut.
(a)      Balada
Balada ialah puisi yang berisi suatu cerita. Misalnya, Jante Arkidam karya Ajib Rosidi, Nyanyian Angsa karya W.S. Rendra, Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W.S. Rendra.
(b)     Romance
Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasih.
Contoh :
                   Surat Cinta
Kutulis surat ini
 kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib
dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu!

Kutulis surat ini
Kala hujan menangis
Dan dua ekor belibis
Bercintaan dalam kolam
Bagai dua anak nakal
Jenaka dan manis
Mengibaskan ekor
Serta menggetarkan bulu-bulunya
Wahai, dik Narti,
Kupinang kau menjadi istriku

......

(c)      Elegi
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu atau murung, terutama karena kematian seseorang. Puisi Amir Hamzah yang terkumpul dalam bukunya yang berjudul Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu kebanyakan tergolong jenis ini.
Contoh:
                        Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
Hendak masuk rasa kembali
Taman terkunci dibelan pula
Tinggalah aku sunyi sendiri
Kudatangi gelanggang tempat menyambung
Masa bujang tempat beria
Kulihat singgung-menyinggung
Aku terdiri haram disapa...

Teruslah aku perlahan-lahan
Sayu-sayu hati meliput
Nagislah aku tersedan-sedan
Mendengarkan pujuk duka bercampur

......

(d)     Himne (Gita puja)
Himne ialah puisi yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan atau sesuatu yang dimuliakan seperti pahlawan.
Contoh:
                            Do’a
Oleh: Chairil Anwar

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat nama-Mu penuh seluruh
Cahayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk

Remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Dipintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling

(Deru Campur Debu, Jakarta: Pembangunan, 1949)

(e)      Ode
Ode ialah puisi yang bertema mulia, berciri nada dan gaya yang sangat resmi serta bersifat menyanjung. Ode dapat melukiskan peristiwa umum yang penting atau peristiwa yang menyangkut kehidupan pribadi.
Contoh:
                                    ODE II
Dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
Dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
Dengar, hari ini ia hari hati yang memanggil
Dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat

Berhenti menangis. Air mata kali ini hanya buat si tua renta
Atau menangislah sedikit saja
Buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
Yang sudah jadi kuning dan jiwa yang sudah mati

Atau buat apa saja yang dicintai dan gagal
Atau buat apa saja
Yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
Dan menampak jalan yang masih panjang

........

(f)      Satire
Satire ialah karya sastra baik prosa maupun puisi yang berisi kritikan tajam atau bahkan sindirandan cemoohan terhadap kepincangan - kepincangan sosial atau penyalahgunaan dan kebodohan manusia serta pranatanya. Tujuan kritikan tersebut untuk mengoreksi penyelewengan dengan jalan mencetuskan kemarahan dan tawa bercampur dengan kecaman dan ketajaman pikiran.
Contoh:
                        Seonggok Jagung Di Kamar
Seonggok jagung di kamar
Dan seorang pemuda
Yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu,
Sang pemuda lihat ladang
Ia melihat petani
Ia melihat panen
Dan suatu hari subuh
Para wanita dengan gendongan
Pergi ke pasar
Dan ia juga melihat
Suatu pagi hari
Di dekat sumur
Gadis-gadis bercanda
Sambil menumbuk jagung
Menjadi malsena
.......



Ada beberapa macam puisi modern yang dikemukakan oleh Waluyo (dalam Suroto, 1989: 74) puisi-puisi tersebut adalah sebagai berikut.
(a)      Puisi kamar, ialah puisi yang cocok dibaca sendirian atau dengan satu dua orang pendengar saja di kamar.
(b)     Puisi auditorium, ialah puisi yang cocok untuk dibaca di auditorium, di mimbar yang jumlah pendengarnya bisa ratusan orang.
(c)      Puisi fisikal, puisi yang bersifat realitas artinya menggambarkan kenyataan apa adanya.
(d)     Puisi platonik, ialah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yang bersifat spiritual kejiwaan.
(e)      Puisi metafisikal, ialah puisi yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.
(f)      Puisi subjektif, ialah puisi yang mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan dan suasana dalam diri penyair sendiri.
(g)     Puisi objektif, ialah puisi yang mengungkapkan hal-hal diluar diri penyair itu sendiri.
(h)     Puisi diafan, ialah puisi yang sedikit sekali menggunakan pengimajinasian kata-kata yang digunakan sangat konkret dan bahasa bersifat figuratif, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.
(i)       Puisi prismatis, ialah puisi yang memunculkan berbagai  macam makna berkat kemampuan penyair yang mampu menciptakan majas, versifikasi, diksi dan pengimajinasian secara serasi dan seimbang. Dengan demikian puisi tersebut seolah memancarkan sinar makna dari sebuah prisma.
(j)       Puisi parnaisan, ialah puisi yang mengandung nilai-nilai keilmuan. Puisi ini diciptakan dengan dasar pertimbangan ilmu dan pengetahuan bukan inspirasi.
(k)     Puisi inspiratif, ialah puisi yang diciptakan berdasarkan mood atau passion.  Suasana batin benar-benar terlibat dalam puisi ini. Misalnya, Senja di Pelabuhan Kecil karya Chairil Anwar.
(l)       Puisi demonstratif, ialah puisi yang melukiskan dan merupakan hasil refleksi demonstrasi. Puisi jenis ini pada umumnya bersifat kelompok, jadi bukan menyuarakan gejolak individu. Misalnya puisi demonstrasi yang muncul tahun ’66 yang berjudul Hati Nurani karangan Sandy Tyas.
(m)   Puisi pamflet, ialah puisi yang mengungkapkan protes sosial. Puisi jenis satire masuk dalam jenis puisi ini.























DAFTAR RUJUKAN

Kuningan. 2012. Pengertian Puisi, (Online), (http://variasi99.blogspot.com/2012/03/pengertian-puisi.html), diakses 5 September 2012.
Masduki, Arif. 2011. Puisi, (Online), (http://arifmasduki.blogspot.com/2011/12/puisi.html), diakses 9 September 2012.
Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Suyatno, S. Sasmito, AJ dan Yetti, E. 2003.  Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.



















GLOSARIUM

Balada adalah sajak sederhana tentang suatu kisah cerita rakyat yang mengharukan, kadang-kadang dinyanyikan, kadang-kadang berupa dialog.
Elegi adalah syair atau nyanyian dukacita (khususnya pd peristiwa kematian).
Estetis adalah mengenai keindahan tentang apresiasi keindahan (alam, seni, dan sastra) serta mempunyai penilaian terhadap keindahan.
Hymne nyanyian pujaan (untuk Dewa, Tuhan, dsb).
Imajinasi : daya pikir untuk membayangkan; khayalan.
Ode : sajak lirik untuk menyatakan pujian thd seseorang, benda, peristiwa yg dimuliakan, dsb
Romance
Satire : gaya bahasa yg dipakai dl kesusastraan untuk menyatakan sindiran thd suatu keadaan atau seseorang; 2 sindiran atau ejekan.
Tipografi:  ilmu cetak; seni percetakan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar